Minggu, 14 Juni 2015

Bulan Di Siang Hari

Di persimpangan jalan menuju rumahmu.


Padahal baru saja kemarin kita bercanda guaru, sekarang kau minta aku untuk datang sepagi ini menuju rumahmu ?
'Ree ke rumahku sekarang juga ya, penting'. begitu isi pesan yang ku terima pukul 03.15 dini hari.

Entah apa yang terjadi atau engkau rasakan ran, sebegitunya kah engkau rindukan aku setelah perbincangan kita selesai malam itu, bahwasanya kamu bersikokoh kalo malaikat itu mendatangimu dan bercerita banyak hal tentang hidup di atas awan sana. bahwa alasan warna biru di langit ada karena tempat tinggal malaikat yang tenang itu.

Fajar, iyah benar sekarang masih berada dalam waktu fajar menuju tempat tinggalmu, setelah pesan yang baru aku baca sehabis solat subuh di kala fajar itu, entah kenapa aku juga langsung ingin bertemu denganmu rana. 

Aku memang tidak membawa banyak barang seperti biasanya, aku hanya memarkirkan sepedah motorku di masjid lalu berangkat membeli tiket di loket commuter line menuju tempatmu, aku memang sudah menjadi biasa bahkan amat sangat menikmati perjalanan di commuter line semenjak kita dekat.

' mba yani mau pergi, kamu cepet kesini ya '. Begitu pesan tambahan setibanya aku sampai di stasiun dekat rumahmu itu, lekas terpintas olehku berbagai macam fikiran yang membuatku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa semua baik baik saja. Mba yani adalah sosok kakak untuk rana setiap kalo berbincang pasti di selipkan nama mba yani dan sepucuk kalimat kekagguman layaknya seorang penggemar.

setelah aku memutuskan untuk naik ojek ke rumahnya dan di jalan telfonku menandakan ada nada panggilan darimu Rana, dan perbincangan itu tidak lama dan tidak banyak kalimat utnutk membuatku lemas setelah apa yang berusaha tidak untuk ku yakini itu makin mendekati pikiran itu. banyak suara orang di sekitar rana terdengar oleh suara telfon kita sepagi ini. mba rana pergi nyusul duluan ree.

Aku memutuskan untuk berhenti di persimpangan jalan dekat rumahmu, dan yang ku fikirkan hanya sosok 3 anak. kakak beradik yang di tinggal kedua orang tuanya dan tetap memutuskan untuk melanjutkan hidup mereka dengan senyum semanis itu. rana bercerita kalo rana dan kakaknya adalah sumber kehidupan untuk yudha, adik rana yang masih duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama itu.

Aku adalah bulan dan mba rana itu matahari ree, yudha akan belajar banyak dari kami. Begitu kurang lebih percakapan yang aku ingat sebelum kita membahas tentang malaikat yang hidup di atas awan.

Karena tidak akan mudah hidup tanpa matahari, begitu juga bulan yang butuh sinarNya, tetapi hidup itu bukan kita di pilih menjadi apa, kamu yang memilih  jadi apa.

Aku memutuskan untuk mengirim pesan ke rana walau aku tau dia tidak akan membacanya sekarang.

' Kamu sekarang matahari ran, yang pernah merasakan gelapnya malam tanpaNya '

 Ree 14-06-2015